Statistik
deskriptif lebih berkenaan dengan pengumpulan dan peringkasan data, serta
penyajian hasil peringkasan tersebut. Data-data statistik, yang bisa diperoleh
hasil sensus, survei, jajak pendapat atau pengamatan lainnya umumnya masih
bersifat acak, “mentah” dan tidak terorganisir dengan baik (raw data). Data-data tersebut harus
diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau presentasi
grafis yang berguna sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan (statistik
inferensi).
Penyajian tabel
dan grafis yang digunakan dalam statistik deskriptif dapat berupa:
- Distribusi frekuensi
- Presentasi grafis seperti histogram, Pie chart dan sebagainya.
Selain tabel dan
grafik, untuk mengetahui deskripsi data diperlukan ukuran yang lebih eksak,
yang biasa disebut summary statistics (ringkasan statistik).
Dua ukuran
penting yang sering dipakai dalam pengambilan keputusan adalah:
- Mencari central tendency (kecenderungan memusat), seperti Mean, Median, dan Modus
- mencari ukuran dispersion, seperti Standar Deviasi dan Varians
Selain central tendency dan dispersion, ukuran lain yang dipakai
adalah Skewness dan Kurtosis yang berfungsi untuk mengetahui kemiringan data
(gradien data).
Kali ini akan
dibahas menu dari SPSS yang berhubungan dengan statistik deskriptif, yaitu
Summarize. Dalam menu ini terdapat beberapa submenu sebagai berikut:
A. Frequencies
Menu ini membahas beberapa penjabaran ukuran statistik deskriptif
seperti Mean, Median, Kuartil, Persentil, Standar Deviasi dan lainnya.
B. Descriptives
Menu ini berfungsi untuk mengetahui skor-z dari suatu distribusi
data dan menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak.
C. Explore
Menu ini berfungsi untuk memeriksa lebih teliti sekelompok data.
Alat utama yang dibahas adalah Box-Plot dan Steam & Leaf Plot, selain
beberapa uji tambahan untuk menguji apakah data berasal dari distribusi normal.
D. Crosstabs
Menu ini dugunakan untuk menyajaikan deskripsi data dalam bentuk
tabel silang (crosstab), yang terdiri
aatas baris dan kolom. Selain itu menu ini juga dilengkapi dengan analisis
hubungan di antara baris dan kolom, seperti independensi diantara mereka, besar
hubungannya dan lainnya.
E. Case Summaries
Menu ini digunakan untuk melihat lebih jauh isis statistik
deskriptif yang meliputi subgrup dari sebuah kasus, seperti grup “Pria” dan
grup “Wanita”, bisa dibuat subgrup “Pria Dewasa” dan “Pria Remaja”, kemudian
“Wanita Dewasa” dan “Wanita Remaja”, serta dibagi lagi menjadi yang tinggal di
kota dan di desa, dan seterusnya.
Menu Frequencies
Contoh
penggunaan Frequencies
Misalkan kita
memiliki data tentang tinggi badan 25 orang mahasiswa (dalam centimeter) yang
diambil secara acak.
No
|
Tinggi
|
Gender
|
|
No
|
Tinggi
|
Gender
|
1
|
170.2
|
Pria
|
|
14
|
170.4
|
Wanita
|
2
|
172.5
|
Pria
|
|
15
|
168.9
|
Wanita
|
3
|
180.3
|
Pria
|
|
16
|
168.9
|
Wanita
|
4
|
172.5
|
Pria
|
|
17
|
177.5
|
Wanita
|
5
|
159.6
|
Wanita
|
|
18
|
174.5
|
Pria
|
6
|
168.5
|
Wanita
|
|
19
|
186.6
|
Wanita
|
7
|
168.5
|
Pria
|
|
20
|
164.8
|
Wanita
|
8
|
172.5
|
Pria
|
|
21
|
170.4
|
Pria
|
9
|
174.5
|
Pria
|
|
22
|
168.9
|
Pria
|
10
|
159.6
|
Wanita
|
|
23
|
164.8
|
Wanita
|
11
|
170.4
|
Wanita
|
|
24
|
167.2
|
Wanita
|
12
|
161.3
|
Wanita
|
|
25
|
167.2
|
Wanita
|
13
|
172.5
|
Pria
|
|
|
|
|
Yang pertama
kita lakukan adalah ada memasukan data terebut ke dalam editor SPSS. Pada
bagian awal kita sudah mempelajari bagaimana membuat data baru dalam SPSS.
Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut.
1.
Mendefinisikan variabel.Ada banyak cara
untuk mendefinisikan variabel, diantaranya adalah sebagai berikut.
·
Karena pada contoh
kita ada dua variabel (Tinggi Badan & Gender), maka kita akan definisikan 2
variabel tersebut tipenya seperti apa. Pada bagian bawah menu editor data,
tekan tombol Variable View. Maka
akan tampak tampilan berikut:
·
Kolom pertama merupakan tempat
untuk mendefinisikan nama-nama variabel tersebut. Pada baris pertama-kolom
pertama untuk mendefinisikan nama variabel ke-1, baris kedua-kolom pertama
untuk mendefinisikan nama variabel ke-2. Kita ketikan “Tinggi” untuk variabel
pertama dan “Gender” untuk variabel kedua.
·
Untuk deklarasi Type variabel kita gunakan “Numeric” untuk variabel Tinggi dan
Gender. Nantinya untuk variabel Gender kita pilih angka “1” untuk menandai
gender Pria dan “2” untuk menandai gender Wanita.
·
Untuk Width, biasanya standar SPSS untuk numeric adalah 8, kita biarkan saja angka 8 karena
sudah mencukupi untuk keprluan kita.
·
Untuk Decimals, untuk variabel Tinggi, karena datanya mengandung 1 angka
di belakang koma, kita pilih 1. Sedangkan untuk gender karena bilangan
bulat kita pilih angka 0. Untuk itu kita perlu mengganti default yang ada pada
editor yaitu 2 dengan angka 1 dan 0 tersebut.
·
Untuk sementara biarkan
submenu-submenu yang lain seperti Values,
Label, Missing dll. Seperti apa adanya. Tampilan akhir dapat dilihat
seperti gambar berikut ini.
·
Selanjutnya kita akan memasukan
data yang kita punya dengan terlebih dahulu menekan tombol Data View. Lalu ketiklah
data yang ada, setelah itu simpan dengan nama Deskriptif1.
2.
Bila Anda sudah memiliki data
tersebut dalam format Word atau Excel, Anda bisa langsung meng-copy data
tersebut dengan cara yang biasa Anda lakukan, yaitu “Copy-Paste”. Setelah
mengcopy dari data asal, maka lalu letakan pointer di baris-1 kolom-1 SPSS
kemudian klim menu Edit, dan pilih
submenu Paste.
3. Setelah data ada, lalu kita olah, yaitu ingin menampilkan deskripsi
statistik dari data tersebut yaitu mengenai Mean, Standar Deviasi, Skewness,
dll. Selain itu kita ingin pula menampilkan Chart dari data yang sesuai dengan
sata kuantitatif, yaitu Histogram dan Bar Chart. Langkah-langkahnya sebagai
berikut:
- Dari baris menu, pilih menu Analyze, lalu pilih submenu Descriptive Statistics, lalu pilih lagi sumenu Frequencies (untuk menampilkan tabel frekuensi). Lalu akan tampil gambar berikut ini.

- Kolom Variables(s) harus diisi dengan jenis-jenis variabel apa yang ingin kita analisis. Karena ingin dibuat frekuensi dari variabel Tinggi, maka klik variabel Tinggi, kemudia klik tanda í, maka variabel Tinggi akan berpindah ke kolom Vraible(s).
- Klik pilihan Statistics, maka akan tampil di layar gambar berikut:
- Pilihan Statistics meliputi berbagai ukuran untuk menggambarkan data, antara lain sebagai berikut:
·
PercentilesValues. Untuk keseragaman
klik Quartiles dan Percentile(s). Kemudian pada kotak
disamping kanan Percentiles ketik 10, lalu tekan Add. Sekali lagi ketik 90
pada kotak terdahulu, dan klik lagi tombol Add.
Pengerjaan ini dimaksudkan untuk membuat nilai persentil pada 10 dan 90.
·
Dispersion atau penyebaran data. Untuk
keseragaman, semua atau keenam jenis pengukuran Dispersion dipilih semua.
·
Central Tendency atau pengukuran pusat
data, untuk keseragaman pilih Mean
dan Median.
·
Distribution atau bentuk distribusi
data. Untuk keseragaman, klik Skewness
dan Kurtosis.
e.
Pilihan Charts…juga diklik, maka akan tampil gambar berikut ini.
![]() |
·
Menu Charts berkenaan dengan jenis grafik yang ingin kita pilih. Dari
Chart Type, untuk keseragaman kita pilih Histogram.
Lalu menu With normal curve-nya akan
hidup, maka kita klik juga With normal
curve. Lalu klik Continue.
·
Sekarang editor akan kembali ke
tampilan editor Frequencies seperti awal, selanjutnya kita akan memilih menu
Format.
f.
Setelah menu Format diklik, maka akan tampil gambar
berikut:
·
Pada submenu Order by (data output akan disusun
seperti apa ?) kita seragamkan saja dengan memilih output akan disusun naik
(dari data terkecil ke data terbesar). Untuk itu pilih Ascending values. Selanjutnya klik OK. Maka semua proses pengisian dan pengolahan data telah selesai,
dan kita akan lihat hasilnya (outputnya) pada editor Output.
4.
Output SPSS dan Analisisnya
Selanjutnya data yang telah kita olah tersebut akan kita lihat
outputnya. Berikut ini adalah output dari Descriptive.
- Frequencies
Output Bagian
Pertama (Statistics)
·
N atau jumlah data yang valid
adalah 25 buah, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini artinya
semua data bisa diproses
·
Mean atau rata-rata tinggi
badan adalah 170,12 cm dengan standar error adalah 1,20655 cm. Penggunaan
standar error of Mean adalah untuk memeriksa besar rata-rata populasi yang
diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standar error of Mean tertentu dan
pada tingkat kepercayaan 95% (SPSS sebagian besar menggunakan angka ini sebagai
stanadar), rata-rata populasi tinggi badan menjadi:
Rata-rata Populasi = Rata-rata ± 2 standar error of Mean
= 170,12 ± (2 x 1,20655) cm
= (170, 12 + 2.4131) sampai (170, 12 - 2.4131)
=
172,5331cm sampai 167, 7069 cm
(Angka 2 digunakan karena tingkat kepercayaan 95%)
·
Median atau titik tengah data
jika semua data diurutkan dan dibagi 2 sama besar. Angka median 170,20 cm
menunjukkan bahwa 50% tinggi badan adalah
170,20 cm ke atas, dan 50%-nya
170,20 cm ke bawah.
·
Standar Deviasi adalah 6,03276
cm dan variansinya adalah 36,394 cm. Penggunaan standar deviasi adalah untuk
menilai dispersi rata-rata dari sampel. Untuk itu, dengan standar deviasi
tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata tinggi badan menjadi:
Rata-rata tingi badan = Rata-rata ± 2 x Standar Deviasi
=
170,12 ± (2 x 6,03276) cm
=
182.18552 cm sampai 170,12 cm
Perhatikan bahwa kedua batas angka berbeda tipis dengan nilai
minimum dan maksimum, ini artinya sebaran data adalah baik.
·
Ukuran Skewnes adalah 0,572 cm.
Untuk penilaian, nilai tersebut diubah ke angka rasio. Rasio kurtosis adalah =
nilai kurtosis/standar error kurtosis = 0,572/0,902 = 0,63. Sebagai pedoman,
bila rasio kurtosis berada antara -2 sampai dengan +2, maka distribusi data
adalah normal.
·
Ukuran kurtosis adalah 1,460 cm
·
Data minimum adalah 159,60 cm
sedangkan data maksimum adalah 186,60 cm
·
Range data = Data maksimum –
Data minimum adalah 27,00 cm
·
Angka Persentil:
o
Rata-rata tinggi badan 10%
responden di bawah 160,62 cm
o
Rata-rata tinggi badan 25%
responden di bawah 167,20 cm
o
Rata-rata tinggi badan 50%
responden di bawah 170,20 cm
o
Rata-rata tinggi badan 75%
responden di bawah 172,50 cm
o
Rata-rata tinggi badan 90%
responden di bawah 178,62 cm
Output bagian kedua
(Tinggi)
Output ini merupakan gambaran tinggi badan responden dalam tabel
frekuensi.
Output bagian ketiga
(Histogram)
Terlihat grafik data berbentuk seperti lonceng, ini artinya distribusi
data adalah normal atau mendekati normal (pengujian secara statistik akan
dibahas nanti)
·
Tabel Frekuensi untuk Gender
Karena variabel gender bukan data kuantitatif namun kategori, maka
tidak perlu dilakukan dskripsi statistik seperti Mean, Median, Standar Deviasi
dan sebagaianya. Untuk data kualitatif chart yang sesuai adalah pie chart.
Langkah-langkah membuat Pie Chart
·
Buka kembali lembar kerja Deskriptif1.sav
·
Dari baris menu, pilih menu Analyze, lalu pilih submenu Descriptive Statistics, lalu pilih lagi
sumenu Frequencies (untuk
menampilkan tabel frekuensi). Lalu akan tampil gambar berikut ini.
![]() |
·
Kolom Variables(s) harus diisi dengan jenis-jenis variabel apa yang ingin
kita analisis. Karena ingin dibuat frekuensi dari variabel Gender, maka klik
variabel Gender, kemudia klik tanda í,
maka variabel Gender akan berpindah ke kolom Vraible(s).
·
Pilihan Charts…juga diklik, maka akan tampil gambar berikut ini.
![]() |
·
Menu Charts berkenaan dengan jenis grafik yang ingin kita pilih. Dari
Chart Type, untuk keseragaman kita pilih Pie
Chart. Lalu klik Continue
·
Setelah itu menu Format diklik, maka akan tampil gambar
berikut:
![]() |
·
Pada submenu Order by (data output akan disusun
seperti apa ?) kita seragamkan saja dengan memilih output akan disusun naik
(dari data terkecil ke data terbesar). Untuk itu pilih Ascending values. Selanjutnya klik OK. Maka semua proses pengisian dan pengolahan data telah selesai,
dan kita akan lihat hasilnya (outputnya) pada editor Output.
Output Gender
Gender
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
1
|
11
|
44.0
|
44.0
|
44.0
|
2
|
14
|
56.0
|
56.0
|
100.0
|
|
Total
|
25
|
100.0
|
100.0
|
|
Penggunaan Menu
Descriptive
Langkah-langkah penggunaan menu Desciptive:
·
Buka kembali file
Deskriptif1.sav
·
Dari baris menu, pilih menu Analyze, lalu pilih submenu Descriptive Statistics, lalu pilih lagi
sumenu Descriptives (untuk
menampilkan tabel frekuensi). Lalu akan tampil gambar berikut ini.
![]() |
|||
·
Kolom Variables(s) harus diisi dengan jenis-jenis variabel apa yang ingin
kita analisis. Karena ingin dibuat frekuensi dari variabel Tinggi, maka klik
variabel Tinggi, kemudia klik tanda í,
maka variabel Tinggi akan berpindah ke kolom Vraible(s).
·
Klik Options, maka akan tampak di layar
![]() |
Pilihan Options meliputi
berbagai ukuran untuk menggambarkan data. Terlihat default dari SPSS yang
memilih Mean, Standar deviasi,
maksimum, minimum sebagai acuan untuk menghitung statistik deskriptif, untuk
keseragaman biarkan pilihan tersebut. Kemudian klik Continue.
·
Maka akan terlihat kotak
pilihan Save standardized values as
variables yang telah diberi tanda akan digunakan pilihan tersebut. Hal ini
berarti pilihan output SPSS mengenai deskripsi data. Lalu klik OK.
·
Maka outputnya sebagai berikut:
Descriptive
Statistics
|
N
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Tinggi
|
25
|
159.60
|
186.60
|
170.1200
|
6.03276
|
Valid N (listwise)
|
25
|
|
|
|
|
Jika dilihat pada Editor data SPSS selain variabel tinggi dan gender
sekarang muncul variabel baru, yaitu zTinggi
seperti berikut
·
Analisisnya
- Output bagian Pertama
Bagian ini membahas deskripsi statistik dari variabel tinggi yang
meliputi Mean dan yang lainnya.
- Output bagian Kedua
Bagian ini membahas penerapan z-score atau Standard Score. Dalam
output SPSS, nilai z bisa dipakai untuk secara cepat melihat nilai mana yang
menyimpang cukup jauh dari rata-ratanya (outlier)
Jika suatu data berdistribusi normal, suatu nilai bisa
distandardisasi dengan nilai z, yaitu:
Sebagai contoh, lihat pada data pertama yaitu tinggi 170,20 cm,
nilai z-nya dihitung dengan rumus adalah sbb:
Data yang lain pun sama prinsipnya.
- Melihat Data yang menyimpang (outlier)
Jika data berdistribusi normal dan tingkat kepercayaan 95%, maka
tingkat signifikansi adalah 100% - 95% = 5%. Jika memakai uji dua sisi (ada
tanda + dan - ), maka batas kritis ada pada 5% dibadi dua atau 2,5%. Pada
tabel-z perhitungan pada satu sisi atau 50%, maka batas kritis ada pada luas
kurva (50% - 2,5%) atau 47,5%.
Pada tabel-z, luas kurva untuk 47,5% didapat nilai kritis 1,96.
Dari nilai variabel zTinggi terlihat hanya ada satu data yang
termasuk outlier, yaitu 186.60 cm nilai zTinggi yang di luar 1,96, yaitu
zTingginya 2.73175.
Karena dari 25 data hanya ada 1 data yang outlier, maka dapat
dikatakan distrubusi mendekati normal.
Analisis Crosstab (Tabel
Silang)
Sebagaimana pernah dibahas di kelas bahwa salah satu analisis data
kualitatif yang berskala nominal (kategori) adalah dengan Crosstab.
Analisis Crosstab untuk Uji Ketergantungan (Test of Independence)
Contoh Kasusnya:
Manajer perusahaan yang memproduksi kopi susu dalam kemasan sachet merek deCaFe ingin mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap produk
perusahaan, serta bagaimana profil mereka.
Untuk itu 25 orang
konsumen yang pernah mencicipi produk deCaFe diminta mengisi identitas dan
sikap mereka terhadap produk deCaFe.
Berikut ini hasilnya:
No
|
Pekerjaan
|
Pendidikan
|
Gender
|
![]() |
Karyawan
|
Akademi
|
Pria
|
2
|
Petani
|
Sarjana
|
Pria
|
3
|
wiraswasta
|
Sma
|
Wanita
|
4
|
Petani
|
Sma
|
Wanita
|
5
|
wiraswasta
|
Akademi
|
Wanita
|
6
|
Karyawan
|
Sarjana
|
Pria
|
7
|
wiraswasta
|
Sma
|
Wanita
|
8
|
wiraswasta
|
Sma
|
Pria
|
9
|
Petani
|
Akademi
|
Wanita
|
10
|
Petani
|
Akademi
|
Wanita
|
11
|
Karyawan
|
Sarjana
|
Pria
|
12
|
Karyawan
|
Sarjana
|
Pria
|
13
|
Petani
|
Sma
|
Wanita
|
14
|
wiraswasta
|
Sarjana
|
Pria
|
15
|
wiraswasta
|
Akademi
|
Wanita
|
16
|
Karyawan
|
Sarjana
|
Pria
|
17
|
Petani
|
Sma
|
Wanita
|
18
|
Karyawan
|
Akademi
|
Pria
|
19
|
Karyawan
|
Sma
|
Wanita
|
20
|
Petani
|
Akademi
|
Pria
|
21
|
wiraswasta
|
Sarjana
|
Wanita
|
22
|
Petani
|
Sarjana
|
Wanita
|
23
|
Petani
|
Sarjana
|
Pria
|
24
|
Karyawan
|
Sma
|
Pria
|
25
|
Karyawan
|
Sma
|
Pria
|
Baris pertama, menunjukkan konsumen pertama mempunyai pekerjaan karyawan dan ia seorang pria yang berpendidikan akademi. Demikian seterusnya.
Dalam SPSS otomatis no urut konsumen sudah ada, sehingga ada 3
variabel saja.
Langkah penyelesaian:
- Buka lembar kerja baru
- Masukkan data seperti ketika Anda memasukan data Deskriptif1.sav. Jangan lupa definsikan variabelnya. Karena semuanya data kategori pilih Decimalsnya = 0.
- Untuk variabel pekerjaan, tipenya numerik, dimana: 1 = karyawan, 2= wiraswasta dan 3= petani.
- Untuk variabel pendidikan, tipenya numerik dengan; 1 = Sma, 2= akademi, dan 3=sarjana
- Variabel gender seperti sebelumnya, 1=Pria dan 2 = Wanita.
- Setelah data diketikan lalu simpan data tersebut dengan nama file Crosstab1.sav pada drive D, dari baris menu, pilih menu Analyze, lalu pilih submenu Descriptive Statistics, lalu pilih lagi sumenu Crosstab. Lalu akan tampil gambar berikut ini.

- Row(s) atau variabel yang akan ditempatkan pada baris (row) –untuk keseragaman, kita pilih Gender
- Column(s) atau variabel yang akan ditempatkan pada Kolom) –untuk keseragaman, kita pilih Pekerjaan
- Klik pilihan Statistics…, akan tampak dilayar gambar berikut.
![]() |
|||
- Karena kita akan melihat hubungan antara dua variabel, untuk keseragaman pilih Chi-Square. Pilihan yang lainnya akan digunakan pada kasus yang relevan di bagian lain. Lalu Klik Continue
- Kemudian Klik pilihan Cells…, akan tampak di layar
![]() |
- Pilihan Count untuk menampilkan hitungan Chi-square, apakah perlu disertakan nilai Expected (nilai yang diharapkan) selain nilai observed. Untuk keseragaman klik hanya Observed
- Pilihan Percentage untuk menampilkan perhitungan angka pada baris dan kolom dalam persen. Untuk kasus ini biarkan saja kolom tersebut (tidak ada yang dipilih). Lalu klik Continue,
- Klik pilihan Format…, akan tampak editor berikut
![]() |
- Row Order atau penempatan nama variabel dalam baris, apakah naik atau turun. Pilih Ascending. Klik Continue.
- Pilihan Displayclustered bar charts dan Suppers tables biarkan kosong.
- Perhatikan variabel Pendidikan tidak dimasukkan, karena dalam proses ini kita hanya memasukkan dua saja, tidak mesti semua, nanti kita akan gunakan variabel pendidikan pada kasus yang lain.
- Klik OK, maka akan tampak output berikut.
Output Crosstab
Case
Processing Summary
|
Cases
|
|||||
Valid |
Missing
|
Total
|
||||
N |
Percent
|
N
|
Percent
|
N
|
Percent
|
|
gender * Pekerjaan
|
25
|
100.0%
|
0
|
.0%
|
25
|
100.0%
|
Analisis
Output Bagian Pertama (Case Processing
Summary)
Ada 25
data yang semuanya diproses (tidak ada data missing), sehingga tingkat
validitasnya 100%.
gender * kerja Crosstabulation
Count
|
kerja
|
Total
|
|||
1 |
2
|
3
|
|||
gender | |||||
1
|
8
|
2
|
3
|
13
|
|
2 |
1
|
5
|
6
|
12
|
|
Total
|
9
|
7
|
9
|
25
|
Analisis Output Bagian
Kedua (Crosstab antara Gender dengan
Pekerjaan)
Terlihat
tabel silang yang memuat hubungan diantara kedua variabel. Misalnya, pada
baris-1 kolom-1, terdapat angka 8. Hal ini berarti ada 8 orang pria (variabel
gender) yang mempunyai pekerjaan karyawan (varaibel Pekerjaan). Demikian pula
untuk data yanag lainnya.
Chi-Square Tests
|
Value
|
df
|
Asymp. Sig. (2-sided)
|
Pearson Chi-Square
|
7.702(a)
|
2
|
.021
|
Likelihood Ratio
|
8.505
|
2
|
.014
|
Linear-by-Linear Association
|
5.342
|
1
|
.021
|
N of Valid Cases
|
25
|
|
|
a 6 cells (100.0%) have
expected count less than 5. The minimum expected count is 3.36.
Analisis Output bagian Ketiga
(Uji Chi-square)
Uji
Chi-square untuk mengamati ada tidaknya hubungan antara dua variabel (baris dan
kolom). Di dalam SPSS, selain alat uji Chi-Square juga dilengkapi dengan
beberapa alat uji yang sama tujuannya.
Hipotesis
Hipotesis
untuk kasus ini:
Ho:
Tidak ada hubungan antara baris dan kolom, atau antara pekerjaan konsumen
dengan gender konsumen tersebut.
Hi : Ada hubungan antara baris
dan kolom, atau antara pekerjaan konsumen dengan gender konsumen tersebut
Pengambilan Keputusan
Dasar
pengambilan keputusan, yaitu: Berdasarkan perbandingan Chi-Quare Uji dan angka
dari Tabel
·
Jika Chi-square Hitung < Chi-square
Tabel, Maka Ho diterima
·
Jika Chi-square Hitung >
Chi-square Tabel, Maka Ho ditolak
Chi-square
Hitung dapat dilihat pada output bagian ketiga yaitu 7.702. Sedangkan Chi-square Tabel, dapat dilihat pada Tabel
Uji-Statistik untuk Chi-square. Dalam hal ini untuk tingkat signifikansi (a) = 5% dan derajat kebebasan (dF) = 2 adalah 5,9915.
Karena
Chi-square Hitung (7.702) > Chi-square
Tabel (5,9915), Maka Ho ditolak Dengan demikian dipsimpulkan bahwa ada hubungan
antara baris dan kolom, atau antara pekerjaan konsumen dengan gender konsumen
tersebut.
Kita juga bisa
menguji hipotesis dengan membandingkan nilai Probabilitas yang nilainya dapat
dilihat pada bagian Asymp. Sig. (2-sided), yang dalam kasus
ini sebesar 0.021. Jika nilai Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima. Tetapi
bila nilai Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.
Dalam kasus ini 0.021 < 0,05
artinya Ho ditolak, atau ada hubungan
antara baris dan kolom, atau antara pekerjaan konsumen dengan gender konsumen
tersebut.
Dari
kedua analisis tersebut bisa diambil kesimpulan yang sama, yaitu Ho ditolak atau
ada hubungan antara pekerjaan seorang konsumen dengan gender konsumen tersebut.
Dengan kiata lain dapat saja dikatakan bahwa kebanyakan pria berprofesi
karyawan sedangkan kebanyakan wanita tidak banyak yang berprofesi karyawan,
mungkin banyaknya wiraswasta.
Pada
kasus dimana, Ho ditolak atau disimpulkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan seorang
konsumen dengan gender konsumen tersebut, maka dapat ditanyakan pula seberapa
besar atau seberapa kuat hubungan tersebut ? Hal ini akan kita bahas pada
contoh lain.
Sekarang, tugas
Anda adalah berlatih untuk mencari hubungan antara variabel Pekerjaan dengan
Tingkat Pendidikan, Jika sudah memasukkan datanya dalam program SPSS simpan
pada drive D dengan nama Crosstab2.sav dan outputnya dengan Crosstab2out. Buatlah analisis Anda
dalam file word lalu simpan pula pada drive D.
Menguji Keeratan Hubungan Dua Variabel Berskala
Nominal
Jika tadi kita
contohkan bahwa berdasarkan analisis Crosstab ditemukan terdapat hubungan
antara dua variabel berskala nominal, yaitu antara gender dengan pekerjaan.
Sekarang kita akan cari tahu seberapa besar keeratan hubungan tersebut.
SPSS menyediakan
dua cara untuk mengukur hubungan tersebut, yaitu:
1.
Symetric Measures, yaitu hubungan yang
setara dan berdasarkan perhitungan Chi-square
2.
Directional Measures, yaitu hubungan
yang tidak setara dan berdasarkan pada proportional Reduction In Error (PRE)
Kedua cara
perhitungan di atas dapat digunakan pada kasus hubungan antara Pekerjaan dengan
Gender.
Langkah-langkahnya:
1.
Buka lagi lembar kerja Crosstab1.sav
2.
Darri baris menu, pilih menu Analyze, lalu pilih submenu Descriptive Statistics, lalu pilih lagi
sumenu Crosstab. Lalu akan tampil
gambar seperti sebelumnya.
a.
Pada menu Row(s) atau variabel yang akan ditempatkan pada baris (row) –untuk
keseragaman, kita pilih Gender
b.
Column(s) atau variabel yang akan
ditempatkan pada Kolom) –untuk keseragaman, kita pilih Pekerjaan
3.
Klik pilihan Statistics…, akan tampak dilayar gambar
berikut.
Karena sudah tahu bahwa antara kedua variabel tersebut terdapat
hubungan, maka sekarang tidak perlu lagi Chi-square, oleh karena itu sekarang
Chi-square-nya jangan dicentak (tidak diklik). Kalau diklik, hasilnya akan
seperti terdahulu.
4.
Klik pilihan Correlations untuk
mengetahui koefisien korelasi kedua variabel dengan cara Symetric Measures.
5.
Pada kolol Nominal (yang
berarti khusus untuk data yang berskala Nomonal), klik semua pilihan yaitu Contingency Coefficient, Phi and Cramer’s
V, lambda dan Uncertainty coefficient. Pilihaan ini untuk mengetahui
koefisien korelasi dengan cara
Directional Measures. Lalu klik Continue.
Kemudian Klik pilihan Cells…,
akan tampak di layar gambar sebelah kanan.
![]() |
6.
Untuk pilihan Count, ntuk
keseragaman klik hanya Observed
7.
Pilihan Percentage untuk kasus ini biarkan
saja kolom tersebut (tidak ada yang dipilih). Demikian pula kolom Residuals
biarkan kosong. Lalu klik Continue.
8.
Klik pilihan Format. Row Order atau penempatan nama
variabel dalam baris, apakah naik atau turun. Pilih Ascending. Klik Continue.
9.
Pilihan Displayclustered bar charts dan Suppers tables biarkan kosong.
10.
Selanjutnya Tekan OK untuk
mendapatkan outputnya.
Output bagian Pertama
Case
Processing Summary
|
Cases
|
|||||
Valid |
Missing
|
Total
|
||||
N |
Percent
|
N
|
Percent
|
N
|
Percent
|
|
gender * kerja
|
25
|
100.0%
|
0
|
.0%
|
25
|
100.0%
|
Ada 25
data yang semuanya diproses (tidak ada data missing), sehingga tingkat
validitasnya 100%.
Output bagian Kedua
gender *
kerja Crosstabulation
Count
|
kerja
|
Total
|
|||
1 |
2
|
3
|
|||
gender | |||||
1
|
8
|
2
|
3
|
13
|
|
2 |
1
|
5
|
6
|
12
|
|
Total
|
9
|
7
|
9
|
25
|
Tabel yang menggambarkan hubungan antara
variabel, misalnya pada baris-2 kolom-1 ada angka 1, artinya ada 1 orang
konsumen wanita bekerka sebagai karyawan.
Output bagian Ketiga (Symmetric Measures)
Symmetric
Measures
|
Value
|
Asymp. Std. Error(a)
|
Approx. T(b)
|
Approx. Sig.
|
|
Nominal by Nominal
|
Phi
|
.555
|
|
|
.021
|
Cramer's V |
.555
|
|
|
.021
|
|
Contingency Coefficient |
.485
|
|
|
.021
|
|
Interval by Interval
|
Pearson's R
|
.472
|
.167
|
2.566
|
.017(c)
|
Ordinal by Ordinal
|
Spearman Correlation
|
.472
|
.173
|
2.566
|
.017(c)
|
N of Valid Cases
|
25
|
|
|
|
a Not assuming the null hypothesis.
b Using the asymptotic standard error assuming
the null hypothesis.
c Based on normal approximation.
Disi
Di
sini hanya diperhatikan besar korelasi antara Nominal-Nominal. Hal ini karena
kedua variabel berskala nominal, karena itu besaran Pearson dan Spearman tidak
relevan untuk dibahas.
Ada 3
besaran untuk menghitung korelasi antara variabel pekerjaan dengan gender, dan
ketiganya mempunyai angka signifikan atau nilai Probabilitas 0,021. Karena nilai Probabilitas di bawah 5%, maka bisa
dikatakan ada hubungan antara kedua variabel tersebut (seperti telah terbukti
sebelumnya).
Besaran
korelasi (Phi dan Cramer) menghasilkan angka sama yaitu 0,555. Sedangkan koefisien
kontingensi menghasilkan angka 0,485 (lebih kecil). Dari ketiga besaran itu
bisa disimpulkan adanya hubungan yang cukup erat antara (disebut erat jika
mendekati angka 1 dan tidak ada hubungan bila mendekati angka 0) antara
variabel pekerjaan dengan variabel jender.
Output bagian Keempat
(Directional Measures)
Disini
juga ada 3 ukuran untuk mengukur hubungan antara kedua variabel tersebut. Namun
di sini ada pembedaan, yaitu satu variabel sebagai dependen sedangkan yang
lainnya sebagai variabel independen.
Untuk
lebih jelasnya lihat besaran pada korelasi lambda.
·
Symmetric atau kedua variabel
setara (bebas), maka besar korelasinya adalah 0,393 atau cukup lemah (kurang
dari 0,50). Angka signifikansinya adalah 0,045 atau di bawah 0,05 yang berarti
kedua variabel memang berhubungan secara nyata.
·
Jika ada perkataan Dependent,
dipakai pedoman (berlaku untuk ketiga alat uji) berikut:
o Jika angka korelasi 0, maka pengetahuan akan variabel independen tidak
menolong dalam usaha memprediksi variabel dependen
o Jika angka korelasi = 1, maka pengetahuan akan variabel independen
menolong dalam usaha memprediksi variabel dependen
·
Contoh analisis pada Lambda
o Gender Konsumen
Dependen atau Gender sebagai variabel dependen
(tergantung), dimana Pekerjaan adalah variabel independennya. Karena angka
signifikansi 0,116 lebih besar daripada 0,05 (5%), maka variabel
Independen/bebas yaitu Pekerjaan tidak dapat memprediksi variabel dependen
yaitu Gender.
o Pekerjaan Konsumen
Dependen atau Pekerjaan sebagai variabel
dependen (tergantung), dimana gender adalah variabel independennya. Karena
angka signifikansi 0,041 lebih besar daripada 0,05 (5%), maka variabel
Independen/bebas yaitu Pekerjaan dapat memprediksi variabel dependen
yaitu Gender. Tetapi Angka Korelasi lambdanya 0,313 < 0,50 ini
artinya korelasinya lemah. Bisa dikatakan bahwa pengetahuan akan gender seorang konsumen tidak begitu menolong dalam
mupaya memprediksi pekerjaan konsumen tersebut. Atau pekerjaan konseumen
sebagai karyawan atau petani atau wiraswasta tidak bisa diperkirakan begitu
saja karena ia seoraang pria atau wanita.
·
Analisis pada Korelasi Goodman dan
Kruskal Tau
Dari
angka signifikansi keduanya adalah signifikan (berbeda dengan Lambda), namun
besar korelasinya juga tidak kuat. Atau variabel gender tidak bisa memprediksi
secara kuat variabel Pekerjaan seorang konsumen, demikian pula sebaliknya.
·
Analisis pada Korelasi Uncertainty
Coefficient
Dari
angka signifikansi ketiganya adalah signifikan, namun besar korelasinya juga
tidak kuat. Atau variabel gender tidak bisa memprediksi secara kuat variabel
Pekerjaan seorang konsumen, demikian pula sebaliknya.
·
Analisis pada Korelasi Asymptotic
Standard Error
Di
sini syaratnya harus didapatkan korelasi yang signifikan. Sebagai contoh angka
korelasi lambda sebesarr 0,313 yang signifikan, didapat standar error 0,137.
Pada
tingkat kepercayaan 95% atau ada dua standar deviasi, maka rentang korelasi
adalah: 0,313 ± (2 x 0,137) atau antara 0,039 sampai 0,587
0 comments:
Posting Komentar